Dhianita Kusuma Pertiwi

Kata, Frasa, dan Rasa

Wabah Wellness

Sebenarnya sudah cukup lama saya menjadi salah satu orang yang cukup sinis dengan gagasan wellness yang semakin menjamur akhir-akhir ini khususnya dengan fenomena pandemi yang menghadirkan segala bentuk ketidakpastian dan keraguan, bahkan bagi beberapa orang sampai pada titik yang terburuk. Namun sebuah pernyataan yang langsung ditujukan kepada saya oleh salah seorang kerabat: “coba lah sekali-sekali wisata wellness” membuat saya merasa harus benar-benar menulis tentang hal tersebut. Tentu saya akan menunjukkan sisi gelap dari semua gagasan indah dan damai dari wellness, tetapi pada separuh akhir tulisan ini saya akan membagikan juga tentang apa yang saya percayai tentang wellness.

(more…)

Marcos Jr. dan Politik Memori

Setelah terpilihnya Donald Trump sebagai presiden Amerika Serikat pada 2017, dunia kembali sontak terkejut dengan terpilihnya sosok lain yang menurut anggapan umum dipercaya sebagai musuh bersama. Ia adalah Ferdinand Romualdez Marcos Jr., atau biasa dipanggil dengan Bongbong Marcos atau BBM, putra dari Ferdinand Emmanuel Edralin Marcos Sr. yang pernah menjadi presiden Filipina dari 1965 sampai 1986 dengan catatan hitam korupsi besar-besaran dan pelanggaran HAM. Dan publik kini mempertanyakan: bagaimana semua ini bisa terjadi?

(more…)

Mei ’98 di Gejayan

Masih basah di ingatan beberapa orang tentang gerakan Gejayan Memanggil yang berlangsung dua tahun lalu, tepatnya pasca disahkannya Undang-Undang No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja atau yang juga dikenal oleh publik sebagai Omnibus Law. Peristiwa tersebut sesungguhnya bukanlah momentum pertama dari partisipasi masyarakat Gejayan dalam gerakan masyarakat yang berhadapan dengan pemerintah. Dua puluh empat tahun yang lalu, Gejayan menjadi saksi atas peristiwa berdarah yang terjadi atas nama Reformasi.

(more…)

Mencuci Tangan dengan Minyak

Dalam satu minggu ini paling tidak ada dua isu yang menjadi perbincangan hangat di masyarakat. Tentu saja isu terkait Mandalika dan minyak goreng, yang masing-masing menjadi ranah kebijakan dari Kementerian Pariwisata dan Industri Kreatif, dan Kementerian Perdagangan. Adapun pembicaraan terkait Stadion Mandalika dan turnamen balap motor kelas dunia yang berlangsung di sana sudah menggaung sejak awal wacana perencanaan konstruksi sampai pelaksanaan turnamen Moto GP yang dimulai pada pekan ini. Sementara itu, isu terkait kelangkaan minyak goreng–seperti yang isu-isu lain terkait ketersediaan sembako–mencuat dengan cepat dan berkembang dengan tidak kalah cepat dan masif, dibumbui dan ditunggangi oleh lapisan-lapisan respons dari berbagai pihak yang sifatnya mendukung maupun menegasikan.

(more…)

Keppres 2/2022 dan Implikasi Sosial Produk Hukum

Setelah ribut-ribut penggunaan istilah “bersiap” oleh Rijksmuseum sebagai pelaksana pameran Revolusie! Indonesië onafhankelijk yang sempat melibatkan sejarawan Bonnie Triyana, perdebatan tentang narasi sejarah Indonesia modern kembali bergulir. Kali ini terkait penetapan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 2 Tahun 2022 tentang Hari Penegakan Kedaulatan Negara, di mana ada pihak-pihak yang meminta aturan tersebut direvisi karena tidak ada penyebutan nama Soeharto sebagai sosok yang penting dalam peristiwa sejarah tersebut. 

(more…)

Meta, Babak Lanjutan Kaburnya Nyata dan Tak Nyata

Penghujung Oktober 2021 menjadi penanda baru dalam perjalanan Facebook. Platform media sosial yang telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat abad ke-21 ini baru saja mengumumkan perubahan nama perusahaan menjadi Meta Platforms Inc, disingkat dengan “Meta”. Perubahan nama itu dilakukan di tengah gonjang-ganjing yang dialami Facebook selama beberapa tahun terakhir, salah satunya yang terbaru adalah kemunculan Facebook Papers.

(more…)

Hak Asasi Membunuh

Seperti tahun-tahun sebelumnya, pada akhir bulan September dan awal bulan Oktober bergulir sejumlah diskusi terkait peristiwa Gerakan 30 September dan fenomena pelanggaran HAM massal yang mengikutinya. Di antara silang sengkarut argumen, asumsi, dan kritik, beberapa poin diskusi menunjukkan absurdnya wacana HAM di negeri ini. Salah satunya adalah kecenderungan untuk membuktikan siapa yang lebih banyak membunuh sehingga pantas mendapatkan konsekuensi. Menariknya, pembicaraan tersebut tidak hanya terjadi di tingkatan masyarakat, tetapi sampai di level tinggi seperti forum sidang umum PBB.

(more…)

Budi Darma, Media Sosial, dan Fast Idolism

Setelah jarang menjadi buah bibir selama beberapa waktu lamanya, nama Budi Darma kembali ramai diperbincangkan. Mungkin lebih tepatnya: setelah jarang menjadi buah bibir selama beberapa waktu lamanya, dan selepas kematiannya, nama Budi Darma kembali ramai diperbincangkan. Hal seperti itu memang bukan hal yang baru dalam sastra dan seni, bahkan juga sains. Beberapa orang bahkan benar-benar baru dikenal setelah kematiannya, sebut saja Vincent Van Gogh, Emily Dickinson, dan Gregor Johann Mendel yang sekarang baru diakui penemuannya sebagai muasal dari teori genetika modern.

(more…)

Kecerdasan Demokrasi: 404 Not Found

Presiden Jokowi agaknya benar-benar merebut panggung pembicaraan masyarakat Indonesia pada peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-76. Pembicaraan yang berkembang paling tidak meliputi dua hal: pakaian adat yang digunakan Jokowi saat menyampaikan pidato kenegaraan dan mural 404: Not Found di Batuceper, Tangerang. Dan tulisan saya kali ini akan lebih membahas (baca: mengomel) tentang ihwal yang kedua.

(more…)

Partisipasi Berbuah Diskriminasi

Setelah mengalami penundaan selama satu tahun karena pandemi Covid-19, Olimpiade Tokyo 2020 seakan menjadi angin penyemangat bagi warga dunia. Paling tidak kecemasan dan ketakutan yang dirasakan masyarakat dalam taraf berbeda-beda tiap individunya bisa sedikit reda dengan berita-berita keberhasilan dan kemenangan. Namun, di antara gempita di tengah nestapa, ada juga hal lain yang perlu ditelusuri lebih lanjut, yakni terkait partisipasi perempuan dalam turnamen olahraga dan isu gender yang meliputinya.

(more…)
Follow Us