Judul Buku: Tesis-Tesis Pokok Marxisme

Penulis: Ernest Mandel

Penerjemah: Ign. Mahendra K

Penerbit: Resist Book

Jumlah halaman: 254

 

 

Hampir memasuki dua dekade masa reformasi, kita sebagai masyarakat awam masih merasa gampang-gampang susah untuk mendapatkan sumber belajar teori Marxisme dan paham lain yang berkaitan. Mudahnya adalah akhir-akhir ini penerbit mandiri atau indie yang mau menerbitkan ulang, memproduksi baru, atau menjual buku-buku Marxisme mulai bangkit lagi (walaupun mungkin beberapa yang sudah hadir terlebih dahulu memutuskan mundur dari pasar). Dan kesulitan yang ada sebenarnya adalah masalah lama yang belum juga kunjung habis musimnya: persaingan dan pelarangan.

Anggaplah persaingan itu memang adalah bumbu dari medan pertarungan karya di masyarakat, lapisan tertentu akan memilih tema A sedangkan lapisan yang lain lebih bisa menikmati tema B. Sedangkan pelarangan yang meliputi perampasan, peringatan, atau bahkan sampai ke pembakaran, seharusnya tidak lagi terjadi jika secara ideologis kita ingin mencapai apa yang disebut dengan ‘kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa’; yakni bahwa bangsa Indonesia sekarang harusnya merdeka untuk membaca dan menuntut ilmu.

Adapun buku Tesis-Tesis Pokok Marxisme mampu memberikan suatu diskursus Marxisme yang tepat bagi pembaca tingkat menengah. Setidaknya ada tiga tingkat pembaca teks-teks teori Marxisme: pemula, menengah, dan kritis. Buku ini tidak lagi memberikan penjelasan yang sifatnya definitif untuk konsep-konsep dasar, seperti apa itu komoditas atau kelas buruh, namun mencakup pembahasan yang lebih luas. Mandel tidak hanya membahas tentang konsep Marxisme yang berlaku di hubungan antara pemilik modal dan pekerja pabrik, atau pemilik tanah dan penggarap, namun dari kacamata yang lebih besar, seperti mengajukan gagasan tentang kelahiran negara dengan pembagian kerja sosial masyarakatnya.

Buku ini tidak bisa dipisahkan dari perjalanan pemahaman teori Marxisme, karena Mandel sudah diakui secara internasional untuk memiliki suatu kekuatan analisis yang humanis namun realistis, sehingga tidak meninggalkan pembaca dengan mimpi utopis yang terlalu tinggi namun masih bisa memahami konsep dan harapan seorang Marx melalui analisis teorinya.

Karena itulah buku ini menurut hemat saya akan lebih tepat untuk dinikmati oleh pembaca di tingkat menengah, yang sudah memiliki pemahaman kuat mengenai konsep dasar, definisi istilah, dan tokoh-tokoh penggerak dan pendukung -atau bahkan oposisi- dari teori Marxisme.

Untuk menjawab ketakutan atau paranoid tidak beralasan yang digembar-gemborkan bahwa teori ini akan mengajarkan tentang anti-ketuhanan dan anti-Pancasila, para pembaca bisa mendapati sendiri bahwa analisis yang kompleks dan rinci tentang teori Marxisme dalam buku ini tidak menyinggung sama sekali tentang kepercayaan, agama, atau konsep ideologi dasar dari suatu negara tertentu. Namun buku ini memaparkan secara lugas dalil-dalil Marxisme antara lain materialisme historis, teori ekonomi kapitalis, negara dan revolusi; semuanya disampaikan dengan cara yang ringkas namun tajam.